Sebelum bergabung dengan THINK, seringkali saya kesusahan bagaimana menentukan frame analisis sebuah bisnis yang benar. Walaupun banyak informasi beredar di internet tentang cara Analisa saham, saya berpikir hanya dua atau tiga sumber saja yang make sense dan “benar - benar” informatif tetapi itu sa....
Sebelum bergabung dengan THINK, seringkali saya kesusahan bagaimana menentukan frame analisis sebuah bisnis yang benar. Walaupun banyak informasi beredar di internet tentang cara Analisa saham, saya berpikir hanya dua atau tiga sumber saja yang make sense dan “benar - benar” informatif tetapi itu sangat terbatas pada aspek – aspek tertentu, selebihnya sumber lain hanya menyajikan rasio, info sekilas tentang perusahaan dan naik turun grafik performa perusahaan. Informasi – informasi tersebut menurut saya, sangat bias karena tidak didukung data dibalik performa atau rasio perusahaan yang naik/ turun serta tidak tersusun dengan jelas alur analisanya dan cenderung dangkal. Padahal seiring berjalannya waktu, jumlah uang yang saya investasikan tentunya akan terus meningkat, tetapi jika Analisa yang digunakan tidak mendalam, maka sama saja saya berjudi dengan uang jerih payah hasil kerja.
Dari itu semua, saya menyadari bahwa saya butuh sumber informasi yang benar dan komunitas yang baik untuk mendukung dalam menganalisa bisnis serta dapat membantu dalam meningkatkan ketajaman (sense) dalam membaca laporan keuangan perusahaan. Didorong kebutuhan untuk mendapat cara menganalisa bisnis yang benar, saya menemukan salah satu founder THINK (Pak John) serta Pak Chris Angkasa di Youtube yang sering kali memberikan pengetahuan terkait investasi, tidak seperti sumber lainnya, informasi yang disampaikan mereka berdua lebih seperti kaidah/pedoman dalam berinvetasi yang mengajarkan bahwa melihat performa perusahaan saja itu tidak cukup, harus tahu bagaimana ownernya, bagaimana bisnis modelnya, baru dilihat performa dan terakhir baru seperti apa valuasinya.
Menurut saya, konsep itu sangat logis dan memiliki kerangka berpikir yang tersusun untuk memberikan gambaran lengkap dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, ketika Pak John membuat platform THINK untuk belajar investasi saya sangat tertarik untuk bisa bergabung di dalamnya, karena memberikan informasi dan pengajaran yang baik ditambah ketika berada di komunitas yang tepat, maka otomatis cara berpikir dan karakter kita akan mengikuti orang – orang di sekitar kita. Salah satu konsep yang diajarkan di THINK adalah Circle of Competence, menariknya ini yang mendorong saya yakin dengan THINK karena sangat sesuai dengan pengalaman saya dalam berinvestasi, yaitu salah satu keputusan investasi yang memberikan return terbaik sebelum saya mengenal THINK.
Ketika pandemi di tahun 2020, saya memutuskan untuk berinvestasi di ASII, karena saya melihat perusahaan ini lebih dari setengah revenue nya berasal dari otomotif yang waktu itu sedang terpuruk. Kebetulan saat itu saya bekerja di kompetitor perusahaan Astra, merasa sangat heran dengan saham Astra yang turun dratis, padahal kami selaku kompetitor ketika melihat data – data yang ada, masih optimis dengan pangsa pasar otomotif di Indonesia terutama nanti setelah kondisi mulai membaik, bahkan perusahaan kami justru menjadikan astra sebagai standar bagi perusahaan.
Melihat kesempatan itu, saya mulai mendalami kondisi bisnis dan keuangan astra, dan menurut saya kondisi turunnya harga ASII saat itu hanya bersifat sementara dan akan bangkit setelah pandemi karena kondisi perusahaan masih bagus hanya tertekan oleh pandemi karena orang – orang lebih mengutamakan saving untuk menghadapi COVID daripada membeli barang yang tidak dibutuhkan, selebihnya tidak ada faktor yang dapat membuat Astra rugi permanen atau bahkan bangkrut. Dan memang benar ketika kondisi mulai membaik, pola konsumtif masyarakat mulai Kembali dan harga ASII pun langsung melejit dari sekitar 3000 menjadi 6800 dalam waktu kurang dari setahun. Itu memberikan saya return yang besar ditambah 2x dividen pada periode itu.
Jika dilihat secara utuh, keberhasilan yang saya dapat selama berinvestasi, itu tidak terlepas dari prinsip yang diajarkan dan selalu ditekankan oleh tim THINK, yaitu pahami bisnis, ketahui kompetensimu (jangan merasa tahu segalanya) karena ketika paham dengan apa yang kita lakukan kita akan tenang dalam berinvestasi, jangan melihat return orang lain agar tetap fokus pada kompetensi kita dan berusaha mengembangkannya, selalu melihat margin of safety karena tidak selamanya Analisa kita selalu benar, dan mengalokasikan uang kita dengan baik. Itu semua akan membantu dalam mencapai hasil investasi terbaik kita.