News & Publications

Menteri Keuangan Inisiasikan Pelajaran Saham Sejak Sekolah Dasar. THINK Siap Maju?

id Think Updates 19 hours ago
At a Glance

Pernyataan Menteri Keuangan Republik Indonesia di awal tahun 2025 terkait perlunya belajar saham dari Sekolah Dasar cukup menjadi perbincangan ramai di publik.

Padahal, adanya tingkat literasi finansial yang mulai dimatangkan sedini mungkin membantu negara kita membangun masyarakat yang paham cara mengelola keuangannya untuk setidaknya bisa mencapai taraf hidup yang lebih baik, dan membantu penguatan perekonomian negara.

THINK sebagai sebuah ekosistem dan komunitas value investor di Indonesia menyatakan sikap bahwa kami siap bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu mewujudkan hal tersebut.

"Dulu waktu saya mahasiswa mulai diajari mengenai Bursa Efek Indonesia, paham mengenai jual beli saham. Sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi, tapi bahkan di tingkat sekolah dasar sehingga mereka menjadi getting familiar dengan bursa efek."

- Sri Mulyani dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025, Kamis (2/1/2025).

Pernyataan yang disampaikan Menteri Keuangan Republik Indonesia pada awal tahun 2025 ini menjadi topik perbincangan hangat di kalangan publik. Perdebatan muncul, mempertanyakan apakah ide tersebut berlebihan, atau memang telah menjadi sebuah kebutuhan dengan urgensi yang tinggi.

Pasalnya, fakta kondisi di tengah masyarakat saat ini menunjukkan dilema. Kita melihat tingkat literasi finansial mulai meningkat, namun masih banyak orang yang terjebak dalam pemahaman bahwa mengelola uang terbatas pada cara konvensional, terutama menabung.

Padahal menabung saja tidak akan cukup. Laju inflasi yang terus meningkat setiap tahun membuat tingkat pendapatan masyarakat cenderung tidak bisa menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan dan keinginan hidup. 

Kondisi penuh kesenjangan tersebut pada akhirnya juga mendorong banyak orang menempuh jalan pintas. Tentu Anda tidak asing lagi dengan berita maraknya orang terjerat pinjaman online, judi online, dan money game dengan iming-iming kekayaan instan. 

Tidak sedikit tekanan yang muncul dari jalan pintas ini membuat orang-orang depresi, bahkan putus asa dan bunuh diri karena terjerat utang dengan bunga tinggi yang terus menumpuk.

Oleh karena itu, masyarakat perlu membiasakan diri berinvestasi untuk mampu mengembangkan aset lebih cepat dan tepat. Kesadaran dan tingkat literasi finansial yang diajarkan sejak dini akan membantu masyarakat memahami cara mengelola keuangan dengan lebih efektif dan efisien demi, setidaknya, mencapai taraf hidup yang lebih baik.

Semakin muda seseorang memulai pelajaran literasi finansial akan membuatnya memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap lebih banyak ilmu dan wawasan, mengembangkannya, untuk kemudian mempraktikannya sejak dini. 

Apabila masyarakat muda ini mampu berinvestasi dengan bijak sejak usia sekolah, maka potensi pengembangan aset menjadi sangat baik ke depannya sehingga modal yang dimiliki dapat disalurkan dan diputarkan lebih banyak dan efektif. Hilirnya tentu adalah terciptanya perekonomian Nasional yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih berdaya di skala global.

Kondisi literasi investasi di Indonesia

Literasi investasi di Indonesia sendiri menunjukkan optimisme yang tinggi. Pasar modal Indonesia saat ini terbukti didominasi oleh investor muda. 54,92 persen dari total investor pasar modal yang tercatat KSEI, tergolong masyarakat dewasa muda dalam kelas usia di bawah 30 tahun.

Sumber: Kompas.id

Meskipun kontribusi golongan muda tersebut terhadap nilai aset masih tercatat kecil, namun Otoritas meyakini arah positif kemampuan dan literasi mereka menuju pada tingkat perkembangan yang bagus. Apalagi zaman sekarang, dukungan teknologi canggih untuk belajar dan bertransaksi tersedia di berbagai lini.

Merujuk pada data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), tercatat kenaikan jumlah entitas pemilik Single Investor Identification (SID) di pasar modal per tanggal 24 Desember 2024. Angka ini naik dari 12,16 juta di tahun 2023, menjadi 14,81 juta. 

Penemuan tersebut jelas menunjukkan sebuah optimisme yang baik terhadap dunia investasi di Indonesia.

Penerapan di negara lain

Experian Poll terhadap Gen Z Amerika di tahun 2019 menemukan data lapangan sekitar 76% narasumber berhadap mendapatkan pendidikan finansial sejak bangku sekolah. Pendapat ini didukung dengan kondisi Gen Z dan generasi sebelumnya yang memang tumbuh dalam keluarga yang tidak terbiasa nyaman dan terbuka membicarakan keuangan.

Pembelajaran finansial dan investasi akhirnya muncul, namun didominasi oleh bentuk non-formal, seperti buku komik, buku bacaan anak, video pengajaran, kelas online, dan aplikasi game. Beberapa game bertema pasar saham yang beredar resmi di Amerika, antara lain: The Stock Market Game, Investopedia Stock Market Simulator, dan HowTheMarketWorks.

Apabila berbicara mengenai tingkat literasi finansial di suatu negara, secara umum, maka peringkat tertinggi dipegang oleh Denmark, Norwegia, dan Sweden dengan persentase masing-masing 71%. Namun demikian, peringkat dan nilai tersebut tidak secara spesifik membahas tentang tersedia atau tidaknya pembelajaran saham di sekolah formal.

CHINA

Artikel berusia lebih dari 5 tahun di Guardian.com memberitakan bahwa negara China sudah menyertakan pelajaran soal saham di kurikulum Sekolah Dasar sejak beberapa tahun lalu.

Perusahaan teknologi Negeri Tirai Bambu juga turut mendukung kemajuan literasi finansial anak-anak melalui aplikasi khusus. Sementara itu, pelajaran formal tentang saham tersedia pada sekolah di kota-kota besar seperti Shanghai, Shenzhen, dan Guangzhou.

Bermodal dukungan program tersebut, murid-murid di Shanghai mampu mendapatkan skor tertinggi dalam tes literasi finansial yang diadakan OECD pada tahun 2014. Komisi Regulasi Sekuritas Tiongkok (CSRC) bahkan menyebut bahwa pemerintah China secara khusus menugaskan 36 sekolah dasar dan menengah di Guangdong (salah satu provinsi terkayanya) untuk mengajarkan cara pengelolaan uang dan perdagangan saham kepada para siswa. 

Pilot project ini mulai dilakukan pada September 2015.

JEPANG

Selain di China, Jepang turut menjadi salah satu negara yang memberikan perhatian tinggi terhadap pasar modal. Jepang mulai memberikan pengajaran pasar saham secara formal di tingkat SMA.

Salah satu contohnya adalah melalui ekstrakurikuler “investment club” di Sendai Ikuen Gakuen Okinawa High School. Kegiatan resmi yang diadakan sekolah ini terbuka bagi siswa mereka yang berusia 15 sampai 18 tahun. Sebelum klub investor ini resmi terbentuk, ada kursus investasi secara online yang diberikan oleh perusahaan sekuritas sebagai modal pengetahuan para murid.

Program klub investor siswa SMA ini diluncurkan pada bulan Juli 2023. Member klub dibiasakan berkumpul seminggu sekali untuk berdiskusi. Topik utamanya seputar ekonomi global, pergerakan pasar saham, termasuk fluktuasi portofolio saham masing-masing member

Kinerja dan manfaat klub tersebut tidak main-main. Para investor remaja yang tergabung sebagai member terbukti mampu mengumpulkan 97.000 yen melalui situs Yells sebagai komunitas online, tempat masyarakat dapat menunjukkan dukungan pada sekolah dan siswa.

Kesiapan THINK mendukung pendidikan investasi sejak dini

Rencana dari Menteri Keuangan Sri Mulyani memang masih wacana yang memerlukan strategi matang. Namun demikian, inisiasi baik tersebut sangat mungkin diwujudkan, melihat literasi finansial penting sekali untuk dipahami sejak usia muda.

Prosesnya menuju terwujudnya inisiasi tersebut pasti sangat panjang dan memerlukan dukungan dari banyak pihak. THINK sebagai sebuah ekosistem dan komunitas value investor di Indonesia menyatakan sikap bahwa kami siap bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu mewujudkan hal tersebut. Dukungan kami hadirkan dalam banyak bentuk, baik itu menyusun kurikulum, mengadakan kelas, penyusunan materi ajar, konsultasi kurikulum edukasi, maupun penyediaan training untuk pengajar.

Pengalaman THINK menghadirkan platform edukasi serta membangun komunitas value investor selama lebih dari 3 tahun, tentu bisa menjadi benchmark sekaligus bukti kredibilitas dan passion kami dalam membangun masyarakat Indonesia yang berorientasi menjadi long-term value investor society.

THINK juga sudah memiliki jam terbang tinggi dalam memberikan pelajaran investasi bagi berbagai audiens. Tak terbatas pada komunitas, THINK telah mengadakan sejumlah training untuk corporate

Adapun pada tingkat sekolah, THINK mengadakan program probono University Training untuk memberikan pengajaran investasi saham kepada mahasiswa-mahasiswi di berbagai universitas di Indonesia yang sebenarnya memiliki minat sangat tinggi terhadap investasi.

Terbukti, THINK juga memiliki banyak member berusia muda, mulai dari siswa SMA dan kuliah. Bahkan, banyak dari member muda kami yang sudah mengenal dan belajar investasi saham sejak usia lebih muda lagi, lalu mempertajam pemahamannya tersebut bersama THINK.

Demografi member THINK pun sangat bervariasi, mulai dari latar belakang bidang keahlian dan pekerjaan, pendidikan, persebaran tempat, usia, hingga minat dan etnis. Hal ini menjadi representasi THINK dalam meyakini bahwa ilmu investasi adalah milik semua orang. Kami pun berkomitmen untuk menjadi inklusif, bisa menjangkau siapa saja dalam membimbing perjalanan investasi masyarakat sejak sedini mungkin.

Melalui idealisme tersebut, THINK membuktikan dan menegaskan bahwa investasi itu wajib dikuasai semua orang, tidak terbatas pada para lulusan bisnis, ekonomi, finance, dan akuntansi saja.

LET’S THINK!

Comments (0)
Write a comment

No comment yet

Recommended

Read