Insights & Articles

Sukses Investasi Harus Mengandalkan Info A1?

id Investment February 26, 2025
At a Glance

Seorang investor yang andal dan bijaksana sudah pasti selalu rajin membaca peluang dan kemudian melakukan analisis mendalam untuk menemukan potensi investasi menarik dan mengambil keputusan yang tepat.

Selain jalur umum, ada juga jalur yang “tidak umum” dalam melakukan analisis bisnis. Jalur “tidak umum” ini identik dengan menggali informasi yang sifatnya lebih “mendalam” dari pihak tertentu.

Kita mengenal hal tersebut sebagai jalur orang dalam atau info A1. Banyak investor yang punya kemampuan dan kesempatan untuk mengakses info A1 tersebut. Tentu Anda juga sering mendengar investor di sekitar Anda yang mengaku mendapat info A1 itu.

Di balik info A1, lebih baik memanfaatkan informasi lebih akurat dan aman dari pelaku usaha dan hal ini dapat diakomodir melalui komunitas value investor.

Seorang investor yang andal dan bijaksana sudah pasti selalu rajin membaca peluang dan kemudian melakukan analisis mendalam untuk menemukan potensi investasi menarik dan mengambil keputusan yang tepat.

Dalam melakukan analisis, tentu kita perlu mengumpulkan informasi lengkap dan akurat terkait bisnis yang menarik minat kita. Pencarian informasi ini ada yang melalui jalur umum seperti membaca laporan keuangan, public expose, annual report, prospektus, company presentation lainnya, dan bahkan mengikuti perkembangan berita di media massa.

Selain jalur umum itu, ada juga jalur yang “tidak umum”. Jalur “tidak umum” ini identik dengan menggali informasi yang sifatnya lebih “mendalam” dari pihak tertentu.

Kita mengenal hal tersebut sebagai jalur orang dalam atau info A1. Banyak investor yang punya kemampuan dan kesempatan untuk mengakses info A1 tersebut. Tentu Anda juga sering mendengar investor di sekitar Anda yang mengaku mendapat info A1 itu.

Melalui koneksi dengan orang dalam ini, investor bisa memperoleh info A1 (informasi terpercaya yang masih menjadi rahasia) dari orang dalam perusahaan terkait, dan bahkan memperolehnya lebih dulu daripada orang lain.

Hal tersebut membuat investor bisa memahami kondisi bisnis dengan lebih akurat dan mengetahui info lebih dahulu sebelum dipublikasikan ke publik. Tentu akhirnya investor jadi lebih bisa mengambil satu bahkan dua langkah lebih maju dibandingkan investor lainnya.

Jalan penuh risiko

Meski begitu, tentu saja cara ini bukan tidak berisiko. Biasanya, untuk mendapatkan info A1, kita harus memiliki koneksi yang bagus dengan orang dalam perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan info A1 juga umumnya perlu ada kesepakatan antar-kedua pihak agar informasi terjaga dan tidak bocor ke mana-mana lagi. Sebab, orang dalam yang memberitahukan info A1 ini berisiko dipecat jika kebocoran informasi tersebut ketahuan perusahaannya.

Lebih jauh lagi, tidak sedikit investor yang harus melakukan hal-hal tambahan untuk menggali informasi A1 ini dari orang dalam. Misalnya dengan gratifikasi berupa barang, perjanjian kerja sama, sampai memberikan “hiburan khusus”.

Masalahnya, tidak semua yang disebut info A1 bisa dipercaya. Banyak juga orang yang menyebarkan kabar burung dan mengakuinya sebagai info A1. Padahal, kebanyakan informasi tersebut hanya sekadar angin yang berseliweran tanpa kepastian dari mana sumbernya.

Tak hanya itu, banyak oknum yang juga sengaja menyebarkan kabar kabur itu dengan tujuan untuk “menggoreng” saham. Investor yang ceroboh akan terbawa arus dan mempercayainya begitu saja. Apalagi bila “info” tersebut hanya fokus pada price action.

Sebagai investor yang berpengalaman dan berwawasan lebih, jangan sampai Anda terjebak oleh hal tersebut. Sudah seharusnya Anda tetap berpegang pada prinsip fundamental, yakni menggali informasi fokus pada bisnis, bukan price action.

Berpegang pada data dan informasi yang kredibel

Investor yang bijak dan cerdas akan tetap fokus pada analisis bisnis. Investor seperti ini tetap bisa mencari informasi yang penting dan mendalam dengan menggali dari berbagai sumber. Kita mengenalnya dengan istilah scuttlebut.

Scuttlebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan networking ke pelaku usaha. Tanpa harus melalui orang dalam yang menyebarkan info confidential secara sembunyi-sembunyi, Anda bisa berdiskusi dengan orang-orang terdekat yang terlibat langsung dengan bisnis atau industri yang sedang Anda incar sahamnya.

Kami ambil contoh dalam menganalisis bisnis saham PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID), sebuah perusahaan plastik. Manajer Analis kami, Jonathan Daniel, merupakan pelaku usaha perdagangan plastik. Dari Jonathan, kami dapat mengetahui lebih dulu saat harga plastik naik sehingga kami bisa menyadari adanya peluang di saham PBID. 

Contoh lainnya saat menganalisis bisnis saham PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) yang bergerak di bidang penyediaan jasa transportasi kargo di laut, utamanya untuk produk batu bara dan nikel. THINK dapat memastikan apakah shortage masih terjadi dalam produksi kapal tongkang secara lebih cepat karena melihat kondisi langsung di lapangan, berhubung CEO THINK, Sumadi Surianto, memiliki usaha produksi kapal tongkang.

Tentunya masih banyak lagi contoh scuttlebut kami bermodalkan koneksi dengan pelaku usahanya langsung.

Komunitas value investor menyediakan lebih baik

Saat ini, investor juga dapat bergabung dalam komunitas yang menyediakan wadah perkumpulan sesama investor. Sebagai sebuah komunitas, jelas anggota-anggota berasal dari beragam latar belakang usaha dan industri.

Tentu hal ini memberikan nilai lebih. Komunitas saham berperan penting dalam pertukaran informasi. Anda sebagai investor bisa mengenal banyak orang dengan lini usaha dan sektor bisnis yang bervariasi. Sebagai sebuah komunitas, tentu para anggota jadi bisa berdiskusi dengan lebih intim dan akrab, saling bertukar informasi untuk mencari lebih banyak peluang investasi.

Melalui obrolan santai dengan sesama member komunitas inilah informasi penting saling bertukaran. Member bisa bertanya banyak hal maupun sharing tentang kondisi di sektor yang menjadi bidang pekerjaannya. Secara spesifik juga bisa membahas perusahaan hingga kompetitornya.

Misalnya saja contoh nyata dari pengalaman kami sebagai analis di THINK yang suka bertanya kepada member sebagai pelaku usaha. Ada suatu ketika harga pakan ternak sedang tinggi-tingginya dan harga ayam broiler sedang rendah-rendahnya. Dari situ kinerja perusahaan terkait, seperti Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang lini usahanya berjualan ayam dan mengandalkan bahan baku pakan ternak, menurun signifikan. 

Kami mengetahui hal tersebut dengan bertanya langsung ke member kami, Pak Eka Ong, pelaku usaha peternakan ayam. Selain update dari informasi publik, kami juga menggali lebih banyak informasi mengenai harga pakan ternak (jagung dan soybean meal) dan harga ayam broiler dari Beliau.

Demikian pula halnya dengan harga Tandan Buah Segar (TBS) di industri sawit. Banyaknya member THINK yang ternyata memiliki kebun sawit dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) membuat analis kami dapat bertanya langsung tentang harga dan kondisi di lapangan. Info ini jauh lebih up to date dibandingkan menunggu index harga CPO diumumkan.

Dari anggota komunitas yang merupakan pelaku usaha, sangat mungkin kita bahkan mampu lebih cepat mendapatkan informasi berharga dibandingkan harus mencari “orang dalam” terlebih dahulu demi mendapat info A1. Informasinya pun lebih jujur dan akurat, bukan sekadar info palsu dari oknum yang mungkin saja hanya ingin terlihat tahu banyak atau sengaja menyesatkan Anda.

Di atas, kami sudah menjabarkan bagaimana investor saat menganalisis suatu bisnis harus mengumpulkan informasi yang komplit dan akurat. Anda harus berhati-hati dalam mengambil keputusan sebelum memiliki informasi tersebut karena bisa saja kesimpulan investasi yang diambil menjadi salah

Untuk itulah penting bagi investor mempelajari cara analisis bisnis dengan baik dan benar. Komunitas value investing seperti THINK memberikan Anda kesempatan untuk mempelajari hal tersebut dari fondasi hingga ke contoh implementasinya langsung dalam bentuk studi kasus. 

Member juga bisa terekspos dengan banyak industri secara lebih praktis karena semua data analisis bisnis pun sudah tersedia. Anda tinggal membuat tesis lanjutan yang lebih mendalam sebelum mengambil keputusan. 

Anda pun bisa bebas bertanya dengan sesama member maupun tim THINK apabila menemukan kesulitan maupun kekurangan data, sambil membangun networking yang sehat dan saling memberi support.

Saat ini, THINK sedang membuka registrasi Full Program Membership. Anda bisa join dengan komunitas kami dan mendapatkan banyak nilai tambah dalam perjalanan investasi Anda.

Banyak fasilitas yang kami hadirkan, mulai dari edukasi dasar tentang investasi sampai contoh studi kasus analisis saham, dan arsip saham untuk bahan tesis Anda. Informasi lebih lanjut bisa ditemukan di website kami www.think.id.

Sebelum langsung bergabung menjadi member eksklusif THINK, Anda juga bisa mencoba join versi gratis kami di Free Trial Onboarding yang membuka sejumlah akses ekosistem THINK, yang akan membantu menerangkan kepada Anda bagaimana pengalaman belajar berinvestasi saham bersama THINK. Untuk join Free Trial Onboarding Program bisa klik link ini.


Investor tidak harus harus mengandalkan info A1 dari orang dalam suatu perusahaan. Bersama THINK, Anda juga bisa mendapatkan informasi lebih lengkap dalam satu tempat. It’s a one stop solution!

Comments (0)
Write a comment

No comment yet

Recommended

Read