Insights & Articles

SMDR: Earnings Growth Catalyst?

id Investment September 6, 2024
At a Glance

Indeks container freight secara keseluruhan meningkat tajam di tahun 2024 akibat Red Sea Attack.

SMDR yang merupakan perusahaan kapal kontainer, diuntungkan dengan kenaikan indeks container freight.

Jumlah kapal kontainer yang ada di industri sudah oversupply.

Kenaikan indeks container freight belum tercermin dalam peningkatan kinerja laba SMDR.

Apa itu Red Sea Attack & hubungannya dengan indeks container freight?

Indeks container freight secara keseluruhan meningkat tajam dan mencapai level tertingginya selama 2024 di bulan Juli lalu akibat Red Sea Attack. Red Sea Attack adalah penyerangan yang dilakukan oleh kelompok milisi Houthi kepada kapal-kapal yang melewati wilayah sebelum Suez Canal untuk mendukung Palestina dalam konfliknya dengan Israel. 

Suez canal adalah jalur yang biasa dilewati kapal kontainer dari pelabuhan besar di Singapura untuk menuju ke wilayah Eropa. Pelabuhan Singapura sendiri adalah pelabuhan tersibuk ke-2 di dunia setelah Pelabuhan Shanghai, China.

Gambar 1: Gambar Rute Red Sea Attack/Sumber: BBC.com.

Dengan adanya penyerangan ini, banyak kapal yang mengambil jalur lebih jauh memutari Benua Afrika atau Cape of Good Hope yang memakan waktu 10 hari lebih lama dibanding melewati Suez Canal. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan kapal beserta krunya. 

Akibat kejadian itu, kontainer semakin menumpuk di pelabuhan Singapura dan menyebabkan kapal yang menuju Singapura harus menunggu lebih lama dari biasanya untuk menurunkan kontainer.

Jumlah kapasitas kontainer yang bisa diangkut oleh kapal juga menjadi berkurang. Sehingga, kemacetan dan penurunan supply ini mempengaruhi kenaikan indeks container freight hampir untuk seluruh rute di dunia, termasuk untuk rute Asia Tenggara. 

Untuk lebih detailnya, akan kami jelaskan di bagian bawah.

Gambar 2: Grafik CCFI Index/Sumber: macromicro.me.

Mengacu pada China Container Freight Index - Southeast Asia Services (CCFI - SEA), atau indeks container freight untuk rute Asia Tenggara sempat berada di level 1.378. Kondisi serupa sempat terjadi di tahun 2020 dan 2021 dengan indeks container freight meningkat sampai berada pada level 2.040 di awal Januari 2021. 

Kenaikan indeks container freight tahun 2024 ini menguntungkan perusahaan-perusahaan kapal kontainer, tak terkecuali PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).

SMDR adalah perusahaan kapal kontainer yang dimiliki oleh keluarga Sastrosatomo. 71% revenue dan +/- 80% laba sebelum pajak SMDR berasal dari segmen container shipping (data tahun 2023)

Sisanya, revenue berasal dari segmen bulk & tanker shipping dan logistic & ports. Karena sebagian besar laba berasal dari segmen container shipping, maka di artikel ini kami akan lebih fokus membahas segmen bisnis tersebut. 

Segmen bisnis container shipping SMDR terbilang niche karena kapal kontainer yang dimiliki SMDR adalah jenis kapal feeder berkapasitas kecil (+/- 1.900 TEU). TEU atau Twenty Foot - Equivalent Unit adalah standar ukuran kontainer yang digunakan dalam pelayaran global. 

Jenis kapal ini biasanya digunakan untuk mengangkut kontainer dari pelabuhan besar ke pelabuhan yang lebih kecil. Sebagai gambaran, kapal kontainer terbesar memiliki kapasitas sekitar +/- 24.000 TEU dan rata-rata kapal di dunia memiliki kapasitas +/- 4.500 TEU.

SMDR fokus untuk memberikan jasa pengangkutan kontainer antar-wilayah Asia Tenggara, khususnya yang menghubungkan pelabuhan besar (seperti Singapura) ke pelabuhan lebih kecil lainnya di Asia Tenggara. 

Secara geografis, 44% revenue berasal dari wilayah Asia Tenggara, 38% berasal dari Indonesia, 18% berasal dari wilayah Timur Tengah, sub kontinen India, China, dan wilayah lainnya (data tahun 2023). 

Mengapa kenaikan indeks container freight menguntungkan SMDR?

Gambar 3: Grafik SMDR ASP & Volume/Sumber: Olahan tim THINK. 

SMDR mendapatkan 82% revenue pelayaran kapal kontainer dengan melakukan pelayaran di wilayah Asia Tenggara & Indonesia. Dengan adanya kenaikan indeks container freight untuk rute wilayah Asia Tenggara, maka kenaikan tersebut akan meningkatkan Average Selling Price atau ASP SMDR.

Seperti yang terlihat pada grafik di atas, kenaikan indeks container freight juga diikuti dengan kenaikan ASP dari SMDR. Apabila SMDR mampu menjaga bahkan meningkatkan volume pengangkutan kontainer, maka perusahaan ini akan menghasilkan omset yang lebih tinggi.

Apa yang menyebabkan kenaikan indeks container freight pada tahun 2021?

Kenaikan indeks container freight mulai tahun 2021 terjadi karena pandemi COVID 19 di tahun 2020. Lockdown diterapkan di seluruh dunia untuk mencegah menularnya virus. 

Akibatnya, pekerja di pelabuhan & kapal berkurang secara drastis sehingga aktivitas pelayaran dan pengangkutan kontainer menjadi tidak efisien. Banyak pabrik yang tutup sehingga membuat container menumpuk di pelabuhan. 

Hal tersebut turut menyebabkan tidak banyaknya pengantaran kontainer dari pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Oleh karenanya, banyak perusahaan kapal container menurunkan jumlah kapal operasional untuk menekan biaya dan menjaga indeks container freight

Menariknya, selama pandemi terjadi, justru orang semakin banyak melakukan belanja secara online. Ditambah lagi, China sebagai eksportir barang terbesar di seluruh dunia, berhasil mengendalikan persebaran virus dan mulai melakukan kembali aktivitas ekonominya yang berdampak pada semakin meningkatnya aktivitas ekspor. 

Demand yang meningkat dibarengi dengan supply kapal yang berkurang membuat indeks container freight meningkat tajam di 2021 dan terus berlanjut sampai tahun 2022.

Tak bisa dimungkiri, tahun 2021 dan 2022 adalah tahun emas bagi industri dan perusahaan-perusahaan kapal kontainer. Perusahaan kapal kontainer melakukan banyak pembelian kapal karena sedang mendapatkan keuntungan yang besar, meskipun di tahun tersebut harga kapal baik baru maupun bekas sedang tinggi (harga kapal juga dipengaruhi juga oleh indeks container freight). Tak hanya itu, waktu yang diperlukan untuk memproduksi kapal baru biasanya memakan waktu cukup lama, yaitu sekitar 2 sampai 3 tahun. 

Gambar 4: Grafik Supply & Demand Container Shipping/Sumber: Olahan tim THINK.

Sebenarnya, kondisi kapal kontainer sudah oversupply sejak sebelum indeks container freight meningkat di tahun 2021. Seperti yang terlihat pada grafik di atas, pertumbuhan volume pengangkutan kontainer dunia hanya bertumbuh 17% dari 2015 ke 2020. Namun, pertumbuhan kapasitas kapal kontainer bertumbuh sebesar 20% dan melampaui pertumbuhan permintaan di pasar. 

Meskipun sudah oversupply, jumlah kapal tetap terus bertambah di 2021 dan 2022 akibat pemesanan yang sudah dilakukan dua sampai tiga tahun lalu. Hal yang turut membuat lebih parah lagi, perusahaan kapal kontainer masih ada yang melakukan pemesanan kapal baru. 

Gambar 5: Grafik Jumlah kapasitas kapal/Sumber: Olahan tim THINK.

Terlihat bukan bahwa perusahaan-perusahan kapal kontainer terbesar dunia seperti MSC, Maersk, Hapag Lloyd, dan perusahaan lainnya memesan kapal baru dalam jumlah yang besar? 

Pemesanan kapal baru tersebut tentunya akan meningkatkan 23% jumlah kapasitas yang sudah ada saat ini di pasar. Artinya, kondisi industri kapal kontainer ini sudah dan ke depannya akan semakin oversupply.

Penyebab indeks container freight tetap meningkat pada tahun 2024 meski oversupply

Gambar 6: Gambar Chokepoints Jalur Pelayaran Dunia/Sumber: BCG.com.

Sebelum membahas kenaikan indeks container freight tahun 2024 lebih detail, kami ingin membahas terlebih dahulu terkait jalur-jalur pelayaran strategis yang krusial bagi kelancaran rantai pasok dunia.

Terdapat beberapa jalur pelayaran strategis seperti Malacca Straits, Suez Canal, Panama Canal, dan beberapa jalur lainnya. Dengan adanya jalur pelayaran ini, kapal dapat memotong jalur untuk sampai lebih cepat ke pelabuhan tujuan. 

*Sebagai gambaran, kurang lebih 30% kontainer dan 12% perdagangan global melewati Suez Canal. 

Namun, jika terjadi congestion atau kemacetan di salah satu jalur ini, kapal harus mengambil rute yang lebih jauh dan memakan waktu lebih lama dari biasanya. Hal ini biasanya akan berdampak ke kenaikan indeks container freight secara keseluruhan, meskipun sensitivitasnya berbeda-beda tergantung rutenya. 

Kembali ke tahun 2024, indeks container freight mengalami peningkatan signifikan akibat terjadinya Red Sea Attack di Suez Canal. Lebih tepatnya penyerangan dilakukan di Bab al-Mandab Strait yaitu jalur tepat sebelum Suez Canal. Karena penyerangan ini, kelancaran rantai pasok dunia menjadi terganggu. 

Gambar 7: Tabel Tarif Impor US terhadap barang China/Sumber: chinabriefing.com. 

Tak hanya itu, peningkatan indeks container freight juga disebabkan oleh peningkatan demand karena adanya peningkatan tarif di Amerika Serikat untuk barang yang diimpor dari China. 

Peningkatan tarif impor yang mulai berlaku di 1 Agustus 2024, membuat banyak perusahaan melakukan pembelian dan penumpukan barang sebelum tarif ekspor berlaku sehingga demand untuk container freight juga ikut meningkat. 

Kenaikan indeks container freight akan meningkatkan laba SMDR?

Gambar 8: Grafik SMDR Unit Economics/Sumber: Olahan tim THINK. 

Untuk mengetahui itu, kita perlu mempelajari bagaimana struktur biaya perusahaan. Mengacu pada data dari THINK Almanack, biaya SMDR antara lain biaya operasi kapal seperti biaya bahan bakar, gaji kru, depresiasi aset kapal baik milik sendiri maupun kapal yang disewa, dan biaya - biaya lainnya. 

Sebagian besar biaya bersifat fixed dan kenaikan harga bahan bakar dapat diteruskan kepada pelanggan, sehingga adanya kenaikan indeks container freight ini akan meningkatkan marjin laba bersih SMDR

Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, SMDR mampu mencetak laba yang besar karena peningkatan indeks container freight yang mencapai rata-rata di level 1.442 dan 1.502 masing-masing di tahun 2021 dan 2022.

Namun, ketika indeks container freight sedang rendah (berada di level rata-rata 674 dan 685 masing-masing di tahun 2018 dan 2019) SMDR tidak mampu mencetak laba yang besar. Oleh karena itu, kinerja SMDR sangat bergantung pada kenaikan indeks container freight sebab sebagian besar biayanya bersifat fixed cost.

Bagaimana kinerja terbaru SMDR?

Gambar 9: Grafik ASP SMDR & CCFI Index/Sumber: Olahan tim THINK. 

Meskipun terjadi kenaikan indeks container freight pada tahun 2024, peningkatan ASP belum terefleksi pada laporan keuangan SMDR sampai pertengahan tahun 2024. Terlihat dari indeks yang terus meningkat ke level 840 dari beberapa kuartal sebelumnya, namun ASP SMDR pada kuartal dua 2024 berada pada $239/TEU dan belum menunjukan peningkatan. 

Hal ini disebabkan oleh adanya lagging selama satu sampai dua kuartal antara indeks indeks container freight dengan ASP SMDR. Lagging ini mungkin terjadi karena SMDR melakukan kontrak jangka panjang dengan pelanggannya atau indeks container freight di Indonesia yang terlambat.

Seharusnya peningkatan indeks container freight baru akan mulai terefleksi pada laporan keuangan SMDR di kuartal tiga tahun 2024 ini. Oleh karena itu, SMDR mulai bisa merasakan perbaikan kinerja di beberapa kuartal ke depan. Mengingat sampai saat ini indeks container freight masih berada pada level yang cukup tinggi yaitu di level 1.192 saat artikel ini ditulis.

Namun menurut kami, peningkatan indeks container freight ini hanya bersifat sementara. Jika Red Sea Attack ini berakhir, maka jalur Suez Canal dapat kembali dilalui dan membuat rantai pasok dunia kembali pulih. 

Artinya, kapal dapat kembali mengangkut kontainer seperti biasa, sehingga indeks container freight dapat berangsur-angsur membaik. 

Namun jelas, tidak ada yang bisa menebak kapan kejadian ini akan berakhir bukan?

Bagi pembaca yang tertarik dengan SMDR, Anda harus mempelajari kondisi industri kapal kontainer lebih dalam. Jika sudah mempelajarinya, pastikan Anda membeli dengan margin of safety yang besar karena SMDR adalah perusahaan siklikal. 

Sedikit tips dari kami, salah satu cara untuk mengalibrasi perusahaan siklikal adalah dengan mengetahui long term return on equity dan fair BEP dari perusahaan, sehingga kita dapat menemukan fair price to book value perusahaan. 

Mengapa perlu melakukan kalibrasi dengan fair price to book value

SMDR adalah perusahaan siklikal yang labanya naik turun. Bagi pemula, kalibrasi menggunakan price to earning ratio akan lebih sulit karena labanya yang naik turun dan Anda harus mengetahui berapa estimasi laba SMDR ke depannya. 

Oleh karena itu, kita bisa menggunakan fair price to book value untuk mengkalibrasi valuasi SMDR dan tinggal menentukan pada price to book value berapa SMDR menawarkan margin of safety yang besar. 

Menggunakan kalibrasi price to book value juga bisa menyelamatkan Anda dari FOMO dan overoptimist mengejar harga saham yang sudah naik ketika laba perusahaan sedang tinggi-tingginya.

Apakah pada indeks yang sedang tinggi dan harga sahamnya saat ini, SMDR menawarkan peluang investasi yang menarik untuk Anda?

 

*Tulisan dalam artikel ini disajikan hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan kesimpulan atau rekomendasi saran investasi apa pun*

Comments (2)
View All
September 06, 2024
MADE

Terusan Panama juga sedang tidak baik baik saja

Reply (1 replies)

Recommended

Read