Insights & Articles

Pahami Industri Perbankan (Part 2), Bedah Income Statement BBRI

id Accounting March 27, 2025
At a Glance

Kesempatan kali ini, kita akan lanjut membedah income statement perbankan. Masih menggunakan contoh BBRI, kita akan telaah dari mana saja pemasukan bank dan bagaimana pencatatannya dalam Laporan Keuangan.

Bagian pertama yang kita lihat adalah pendapatan bunga. Pendapatan bunga BRI sendiri bersumber dari berbagai produk. Ada dari bank, investment, financing, dan lain-lain. 

Setelah mengetahui pendapatan bersih BRI, maka selanjutnya jalan kita adalah mencari tau beban-beban apa saja yang ditanggung bank sebelum akhirnya kita mendapatkan laba bersih BBRI. 

Pada artikel sebelumnya, kita telah bedah Balance Sheet perbankan dengan contoh BBRI. Dari pemaparan tersebut, Anda telah memahami bagaimana cara membaca balance sheet, memahami jenis-jenis aset, liabilitas, dan kredit bank.

Kesempatan kali ini, kita akan lanjut membedah Income Statement perbankan. Masih menggunakan contoh BBRI, kita akan telaah dari mana saja pemasukan bank dan bagaimana pencatatannya dalam Laporan Keuangan.

Gambar 1: Laporan Laba Rugi BRI Tahun 2024/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Apabila melihat bagian Income Statement BRI, kita bisa memahami bahwa pendapatan BRI ini berasal dari banyak sumber. Ada yang dari pendapatan bunga, premi, operasional, emas, provisi, keuntungan efek, dan lainnya. 

Agar lebih rapi dan nyaman dalam membaca, mari kita sisir dari bagian yang paling atas dulu.

Pendapatan Bersih

Gambar 2: Pendapatan dan Beban Bunga/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Bagian pertama yang kita lihat adalah Pendapatan Bunga. Pendapatan bunga BRI sendiri bersumber dari berbagai produk. Ada dari bank, investment, financing, dan lain-lain. Tapi jika langsung melihat nilai dari bagian income statement-nya saja, kita tidak akan tahu porsi kontribusi dari masing-masing segmennya.

Maka dari itu, saya lebih suka untuk membaca langsung dari catatan kaki sehingga bisa mengklasifikasi satu per satu asal pendapatan bunganya. Untuk itu, sekarang kita akan lanjut ke catatan kaki nomor 32.

Gambar 3 - 5: Pendapatan dan Beban Bunga, catatan kaki nomor 32.
Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Dari catatan kaki nomor 32 di atas, maka kita langsung bisa mengetahui dari mana saja sumber pendapatan BBRI. Ada pendapatan dari kredit yang diberikan, piutang sewa pembiayaan, efek-efek, dan masih banyak lagi. Meski unsur pendapatan ini terlihat banyak sekali, Anda jangan langsung merasa pusing. Saya akan menjelaskan alur pembedahannya sekarang.

Pertama, mari kita fokus dulu ke pendapatan bunga dari produk-produk kredit yang disalurkan.

Apabila kita lihat, produk kredit yang disalurkan BRI pada dasarnya berfokus pada 3 segmen, yaitu: bank, financing, syariah. Dengan begitu, dapat diartikan pendapatan bunga berasal dari:

- kredit yang diberikan (pendapatan bunga dari bank)
- piutang sewa pembiayaan (pendapatan dari financing)
- syariah (pendapatan dari produk perbankan yang ada syariahnya).

Di sini, saya akan pisahkan segmen produk berbunganya pada working paper di Excel. Bila kita sudah klasifikasikan berdasarkan jenis produknya, nilainya akan seperti gambar berikut:

Gambar 6: Rincian Pendapatan segmen Berbunga BRI 2024.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024.

Tapi perlu Anda ingat, ini baru "Pendapatan Kotor Bunga". Maka untuk mencari "Pendapatan Bersih Bunga". kita harus kurangkan dengan beban bunganya terlebih dahulu.

Gambar 7: Beban Bunga, catatan kaki no. 33/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Untuk mendapatkan besaran beban bunganya, Anda cukup scroll ke bawah sedikit lagi saat melihatnya di catatan kaki nomor 33. Mungkin kemudian sekarang pertanyaannya, "bagaimana cara membagi beban bunga sesuai dengan 3 segmen di atas?"

Gambar 8 : Beban Bunga segmen Kredit, catatan kaki no. 33/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Jawabannya sebenarnya mudah. Bisnis bank sendiri mendapatkan modal dari deposito, giro, tabungan, dan simpanan bank lain. Dalam artian, itu adalah beban bunga dari bisnis perbankan (highlight warna hijau). Sementara itu, segmen syariah beban bunganya dari bagi hasil. Anda bisa merujuk pada teks yang di-highlight warna biru.

Bagian sulitnya justru membedah beban dari bisnis financing-nya. Sebab bisnis financing sendiri mayoritas dimodali dari utang berbunga, sehingga sulit di-track karena nilai utang berbunganya sudah tercampur-campur. Namun, karena nilainya juga cenderung kecil, maka kita putuskan untuk digabungkan saja ke dalam beban bunga IBD (Interest Bearing Debt) di segmen nanti yang akan kita bahas.  

Di saat kita sudah memahami beban bunga yang telah dibagi per masing-masing segmen, maka rangkumannya akan seperti ini:

- Bank berasal dari deposito, giro, tabungan, dan simpanan bank lain
- Syariah berasal dari pinjaman syariah
- Financing berasal dari IBD (Interest Bearing Debt)/utang berbunga. 

Gambar 9: Rincian Pendapatan dan Beban Bunga dari segmen Kredit.
Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Sekarang mari kita rapikan penyisiran dengan menyesuaikan pendapatan bunga dan beban bunga terhadap masing-masing segmen di working paper kita. Nilainya akan seperti gambar di atas. Pendapatan kotor, beban bunga, dan pendapatan bersih ini nantinya juga akan dipakai untuk mencari GIM (Gross Interest Margin), COF (Cost of Fund), dan NIM (Net Interest Margin).

Bahasa sederhananya:
GIM - yield yang didapatkan berdasarkan deposit yang dikelola (pendapatan kotor)
COF - beban bunga deposit yang dibayar BRI  (beban bunga)
NIM - keuntungan bunga dari deposit yang dikelola (pendapatan bersih). 

Cara kami mencari nilai rasionya dengan membagi ke total depositnya:

GIM: Pendapatan bunga kotor/Total deposit
COF: Beban bunga/Total deposit
NIM: Pendapatan bunga bersih/Total deposit.

Mungkin manajemen perbankan dan Anda melihat GIM, COF, NIM dengan membaginya dari total kredit yang disalurkan. Namun, kami melihatnya dengan membagi total deposit karena GIM dan COF sendiri erat kaitannya dengan hasil dan biaya dari sumber dana (deposit) yang diperoleh. Sederhananya, kami melihat deposit sebagai suatu modal dalam bisnis, maka untuk mencerminkan efektivitas dalam mengelola modal yang diperoleh, kita membaginya dari total deposit. 

Namun, Anda juga bebas melihat GIM, COF, NIM dari sisi kredit atau deposit, yang penting konsisten dalam membandingkannya. Selain itu, perlu diingat bahwa sebaiknya Anda tidak fokus hanya menghafalkan rasionya, melainkan memahami apa yang dimaksud dari rasio tersebut. Sebab kalau berpatokan terhadap hafalan rumus rasio, maka akan rentan terbalik-balik dan keliru.

Gambar 10: Pendapatan Bersih Berbunga dari segmen Kredit & GIM, COF, NIM.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024. 

Sekarang kita sudah sama-sama mengetahui berapa nilai dari GIM, COF, NIM BBRI. Jika dibandingkan dengan bank lainnya, maka nanti akan terlihat bahwa GIM BRI merupakan salah satu yang paling tinggi dibandingkan bank lainnya. 

Salah satu alasannya adalah karena BRI fokus menyalurkan kredit di sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang notabenenya memiliki risiko yang lebih tinggi. Namun, risiko yang tinggi tersebut juga sebanding dengan kredit bunga yang tinggi, yang ditawarkan oleh BRI.

Pada tahap ini, kita sudah menemukan besaran pendapatan bersih dari produk bunga kredit yang diberikan, financing, dan syariah. Namun, ini baru 33% progress perjalanan membedah income statement karena masih ada pendapatan dari sumber lain yang belum kita breakdown.

Untuk itu, sekarang saatnya kita kembali lagi ke catatan kaki no 32.

Gambar 11: Pendapatan Bunga dari segmen Investasi, catatan kaki no. 32/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Segmen pendapatan berikutnya adalah yang kita highlight warna hijau. Pendapatan tersebut dapat dimasukkan sebagai pendapatan segmen "investment". Cara klasifikasinya sederhana: yang namanya pendapatan efek-efek, giro, obligasi sudah pasti dari hasil bunga investment.

Mungkin ada beberapa yang dari Anda yang kemudian bertanya “kenapa ada pendapatan dari investasi?”. Sebab, tidak semua deposit yang didapatkan bank kemudian disalurkan dalam bentuk kredit. Agar tidak menganggur atau terkena inflasi, maka sisa deposit ini biasanya bank putuskan untuk diinvestasikan saja

Namun pada segmen BRI, pendapatan investment tidak berasal dari sana saja. Pada Income Statement halaman 5, Anda dapat menemukan adanya dua unsur lain yang juga dimasukkan ke dalam segmen pendapatan investment. Unsur tersebut adalah:

- Keuntungan dari penjualan efek-efek
- Kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek.

Apa itu kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek? Sederhananya, di sini BRI punya investasi (seperti di Reksadana, Surat Utang dan lainnya) yang nilainya setiap hari bisa naik/turun. Nilai ini berarti masih dalam floating profit/loss, namun dalam laporan keuangan tetap harus dicatat sebagai keuntungan/kerugian.

Sekarang telah ada 2 (dua) segmen pendapatan bunga yang telah kita rekap, yaitu:
- Pendapatan bunga dari produk" kredit
- Pendapatan bunga dari investment.

Kalau kita rekap dalam working paper, angkanya akan seperti ini.

Gambar 12: Pendapatan Bersih Bunga dari segmen Kredit dan Investasi.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024. 

Kembali lagi ke catatan kaki nomor 32. Tadi kita sudah klasifikasikan segment investment yang di-highlight warna hijau. Namun begitu, masih ada unsur lain yang belum masuk ke dalam pendapatan.

Gambar 13: Pendapatan Bersih Bunga dari segmen Kredit, Investasi, dll., catatan kaki no.32.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024. 

 

Agar segmennya tidak terlalu banyak, kita klasifikasikan menjadi segmen others saja. Kali ini saya berikan highlight warna kuning untuk "penempatan dari Bank lndonesia" dan highlight warna merah untuk wesel ekspor dan lainnya.

Untuk diketahui, pendapatan bunga dari wesel ekspor didapat dari pengurusan transaksi ekspor impor. Dalam hal ini, bank membantu penalangan dana penjual kepada pembeli karena pembeli biasanya meminta pembayaran tempo. Karena sudah ada penalangan dari bank inilah kemudian muncul pendapatan fee untuk bank.

Gambar 14: Beban Bunga segmen Non-Kredit, catatan kaki no. 33.
Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Sama dengan segmen-segmen sebelumnya, untuk mendapatkan pendapatan bersih maka kita harus mengurangi pendapatan dengan bebannya. Jadi, sekarang mari kita lihat kembali ke catatan kaki no 33.

Tadi kita sudah mendapatkan pendapatan lain-lain. Artinya, setelah itu jangan lupa untuk kurangi dengan beban lain-lainnya juga (highlight merah).

Dengan begini, berarti sisanya merupakan Beban Bunga Utang Berbunga (highlight ungu).

Kenapa bank sudah memiliki deposit tetap masih ada utang berbunga? Karena bank biasanya memakai business loan sebagai bantalan permodalan. Selain itu permodalan dari bisnis BRI Finance tidak seperti bank yang memakai DPK/deposit sebagai sumber permodalan. Jadinya mereka memakai equity dan business loan.

Gambar 15: Pendapatan Bunga dari segmen Kredit, Investasi, dan Lain-lain.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024. 

Pada stage ini, kita sudah meng-cover keseluruhan dan klasifikasi masing-masing segmen yang ada pada pendapatan dan beban bunga BRI (lihat catatan kaki nomor 32 dan 33). Itu artinya, apabila kita menyesuaikan dengan segmen yang kita breakdown barusan, maka sekarang working paper kita akan terbagi menjadi 3 segmen sebagaimana ditampilkan di atas.

Gambar 16: Pendapatan Premi, Emas, Provisi, dan Valuta Asing/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024.

Setelah kita sudah menelusuri satu-satu pendapatan bunga pada catatan kaki 32, selanjutnya kita kembali lagi ke halaman 5 untuk melihat sumber pendapatan dari segmen lainnya.

Apabila kita cek, masih ada beberapa pendapatan dari segmen lainnya di BRI. Pertama ada pendapatan dari penjualan emas (highlight warna kuning). Mungkin Anda ada yang bingung kenapa bank ada pendapatan emas? Hal itu karena pada tahun 2021, pegadaian telah menjadi bagian BRI lewat transaksi inbreng. Selain sebagai usaha gadai, Pegadaian juga ada lini usaha investasi dan distributor emas. Dari situlah ada pendapatan emas untuk BRI.

Kedua, ada pendapatan seperti premi, provisi dan komisi lainnya, valuta asing (highlight warna biru) yang akan saya gabung jadi satu segmen di working paper. Tak hanya itu, BRI juga ada lini usaha asuransi "BRI Life" sehingga ada muncul di laporan keuangan sebagai pendapatan premi.

Gambar 17 : Keseluruhan segmen Pendapatan Bersih BRI tahun 2024.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024. 

Jika sudah mengklasifikasikan pendapatan ke masing- masing segmen dan jumlahkan semuanya, berarti sekarang kita sudah menemukan Pendapatan Bersih BBRI 2024.

Tapi ingat! Ini baru pendapatan bersihnya, dan belum sampai laba bersih. Ini artinya proses pembedahan kita baru 50%.

Beban-beban BBRI

Setelah mengetahui pendapatan bersih BRI, maka selanjutnya jalan kita adalah mencari tau beban-beban apa saja yang ditanggung bank sebelum akhirnya kita mendapatkan Laba Bersih BBRI. 

Beban pertama yg paling umum dalam perbankan yaitu Impairment.

Gambar 18: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Meskipun disebut impairment, bukan artinya nilai kredit yang macet langsung dianggap sebagai kredit gagal bayar, melainkan dimaksudkan memiliki potensi besar terhadap impairment. Namun, agar lebih mudah dipahami maka dalam pembahasan ini saya jadikan segmen impairment saja.

Segmen impairment akan diisi oleh CKPN dan pembalikan CKPN (Reversal), silakan cek angka yang di highlight warna merah dalam Laporan Keuangan.

Anda yang masih bingung soal CKPN, pemahaman sederhananya adalah penyisihan uang sebagai cadangan untuk berjaga-jaga kalau ada kredit yang tidak bisa terbayar. Perihal CKPN ini juga sudah pernah kami bahas di artikel Part 1.

Namun, jika ada nasabah yang sebelumnya dianggap berisiko tinggi gagal bayar ternyata mampu melunasi kewajibannya, maka risiko perusahaan akan menurun juga. Alhasil, cadangan yang telah dibentuk dapat dikurangi, dan terjadinya pembalikan CKPN (reversal).

Gambar 19: Penerimaan Kembali Aset (recovery of written assets)/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024. 

Selain pembentukan cadangan yang kita masukkan ke dalam segmen "impairment", "penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan" (highlight warna kuning) juga kita masukkan ke dalam segmen impairment agar menjadi fair.

Pada dasarnya recovery dibentuk dari kredit-kredit yang dianggap tidak dapat tertagih lagi (sudah write-off), tapi ternyata berhasil terbayar.

Sehingga selain bank membentuk cadangan kerugian yang dianggap sebagai beban, BRI juga bisa mendapatkan "pendapatan tambahan" dari recovery of written-off assets

Apabila kita sudah mengklasifikasikan isi dari segmen impairment satu per satu, update hasilnya akan tampak seperti ini.

Gambar 20: Beban Impairment (CKPN & Recoveries).
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI 2024.
Gambar 21: Beban Operasional & Lain-lain/Sumber: Laporan Keuangan BRI tahunan 2024. 

Setelah kita masukkan beban segmen "impairment", berikutnya kita masukkan beban sisa dalam BRI, yaitu beban operasional dan others (highlight warna kuning)

Saya sempat iseng melihat di tahun 2024, karyawan BBRI lebih dari 80.000 orang. Dengan demikian, nilai total gaji dan tunjangannya terhitung besar sekali, yakni sekitar 40 triliun.

Di sini saya sebenarnya juga penasaran dengan beban lain-lain karena nilainya lumayan besar 14 triliun. Tapi sayang, hal tersebut tidak di-breakdown pada catatan kakinya.

Gambar 22: Beban Operasional, Lain-lain, dan Pajak/Sumber: Laporan Keuangan BRI 2024.

Setelah kita sudah memasukkan beban impairment, beban operasional & others ke dalam Working Paper, berikutnya beban-beban tersebut kita kurangi dari pendapatan bersihnya. Dari perhitungan tersebut, didapat nilai EBT (Earnings Before Tax/Laba Sebelum Pajak) BRI 2024.

EBT= Pendapatan Bersih - Beban Impairment - Beban Operasional - Others

Setelah mendapatkan nilai EBT BRI, sekarang kita tinggal hitung selisih EBT dengan Beban Pajak (highlight orange) untuk mendapatkan laba bersihnya.

Gambar 23: Laba bersih BRI tahun 2024.
Sumber: Olahan tim THINK atas Laporan Keuangan BRI tahunan 2024. 

Akhirnya, kita dapatkanlah Laba Bersih BBRI Tahun 2024 sesuai dengan catatan dalam working paper di atas sebagai hasil pembedahan terhadap Income Statement BBRI 2024.

Demikian ini adalah contoh working paper dari saya dan tim THINK dalam melakukan bedah atau breakdown Income Statement perbankan. Tapi, itu bukan artinya harus Anda harus mengikuti cara ini 100%, bahkan sampai dihafal ya! 

Jika Anda punya cara lain yang lebih sederhana dan mudah dipahami, feel free untuk dipakai. Hal terpentingnya adalah datanya ter-include ke dalam working paper masing-masing dan bisa menggambarkan bisnisnya dengan jelas.

Artikel ini hanya menggambarkan cara membaca laporan keuangan bagian Income Statement dan sama sekali bukan analisis bisnis. Jadi, ini bahkan belum menggambarkan 1% dari proses deep dive research yang kami lakukan untuk menghasilkan THINK Case. Apabila Anda ingin memahami industri perbankan lebih dalam dan lengkap, versi lengkapnya sudah kami tuangkan dalam THINK Case BBRI yang bisa langsung diakses dalam Free Trial

Anda juga bisa langsung join Full Program Membership kami agar bisa memanfaatkan semua pembelajaran dan contoh analisis bisnis kami, termasuk bank arsip dari 500 perusahaan publik di Indonesia.

Sampai jumpa di Part 3!

*Artikel ini murni ditujukan untuk kebutuhan edukasi investasi yang berisi estimasi, asumsi, risiko, dan ketidakpastian. Opini yang disampaikan merupakan perspektif dari THINK, dan tidak ada sama sekali maksud menjadikannya sebagai sebuah rekomendasi, ajakan, atau suruhan untuk membeli saham tertentu. Produk THINK hadir sebagai analisis komprehensif atas finansial dan prospek perusahaan dan/atau suatu entitas. Bagaimanapun juga tidak harus dimaknai sebagai acuan dalam berinvestasi. Hasil aktual antar-pihak bisa berbeda-beda sesuai pemahaman dan pendalaman masing-masing. THINK tidak bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi berkaitan dengan pengambilan keputusan investasi pembaca.

Comments (0)
Write a comment

No comment yet

Recommended

Read