Insights & Articles

Investment Odyssey

id Wisdom August 20, 2024
At a Glance

Berinvestasi dan melakukan perjalanan mengarungi samudera adalah dua hal yang sama.

Pengalaman investasi saya selama 9 tahun terakhir memberikan pelajaran dan kebijaksanaan.

Ada 3 fase yang harus dilewati investor dalam perjalanan investasinya, yakni Vision, Courage, and Patience.

Bagi saya berinvestasi seperti mengarungi samudera menggunakan sebuah kapal. Tentu ekspedisi ini memiliki tujuan untuk mendapatkan harta karun, yang tidak lain tidak bukan yaitu keuntungan. Namun apakah perjalanan itu selalu berjalan lancar dan mulus? Ya belum tentu. Terkadang ada angin yang mendorong maju, terkadang ada angin yang menghalangi.

Hal ini jelas sangatlah lumrah dalam perjalanan dalam berinvestasi. Tidak selalu investasi berjalan tanpa halangan dan tantangan. Pelajaran ini saya dapatkan berkaca pada perjalanan investasi saya yang tidak selalu berjalan dengan mulus. 

Gambar 1: Perjalanan investasi Sumadi Surianto.


Saya memulai dari tahun 2015. Hanya bekal pengalaman seadanya dan baru memasuki dunia investasi, saya langsung dihadapkan dengan market crash akibat China Slowdown. Masuk ke tahun 2018 market crash akibat US Trade War, saya menghadapi kondisi riskan lagi. Terakhir tahun 2020 market crash akibat Covid-19.

Namun dari semua gelombang tersebut, saya berhasil mendapatkan harta karun dari ASII, BBNI, INKP, UNTR, WIIM, ITMG dan MEDC. Pengalaman 9 tahun mengarungi naik turunnya pasar modal ini memberikan saya kebijaksanaan dalam berinvestasi.

Dalam tulisan ini, saya membagikan pelajaran itu. Menurut saya ada 3 fase yang harus dilewati oleh investor dalam perjalanan berinvestasi yakni Vision, Courage, dan Patience.

1. vision

Fase ini merupakan langkah awal dalam berinvestasi. Kita harus memiliki kemampuan untuk melihat sebuah investasi, yang saya ibaratkan sebagai kapal. Hal termudah yang perlu ditanyakan kepada diri sendiri, "Apakah kapal yang akan kita pilih dapat membawa kita ke harta karun dengan tetap menjamin keamanan kita?".

Untuk menjawab itu, Anda perlu mencari tahu 3 hal:

- produk (barang/jasa) apa yang ditawarkan?

- siapa yang menjalankan?

- bagaimana hasilnya selama ini serta kedepannya?

 

Gambar 2: 3 Aspek yang perlu dilihat dalam berinvestasi diumpamakan sebagai mengarungi samudera.

Dengan bisa menjawab ketiga hal ini, kita akan mendapatkan feel untuk value dari kapal tersebut. Dengan demikian, kita bisa menilai berbagai kapal, yang bisa menjadi instrumen investasi. Dengan demikian pula, kita memiliki banyak opsi kapal untuk perjalanan investasi kita. Tentu setiap kapal ada keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Begitu pun dengan saham-saham yang ada di market.

“To have a vision to see, you have to have the ability to THINK about the future with WISDOM.”

2. courage

Langkah selanjutnya kita harus memberanikan diri untuk masuk kedalam kapal. Terdengar sangat mudah karena kita tinggal memilih kapal yang terbaik, kemudian masuk ke dalamnya. Akan tetapi, kita sebagai manusia memiliki tendency atau kecenderungan menggunakan emosi dalam pengambilan keputusan. 

Gambar 3: Ilustrasi peer pressure sebagai contoh pengaruh emosi dalam pengambilan keputusan.

Seperti gambar ini, kita ada kecenderungan untuk memilih investasi yang sedang populer untuk dijadikan investasi kita. Padahal, belum tentu investasi tersebut berisikan harta karun terbaik untuk diri kita.

Kita harus memiliki keberanian melawan arus. Gunakan akal sehat dan jangan mau terpengaruh faktor emosi dalam pengambilan keputusan.

Contohnya, jika bisa membeli tiket kapal yang sama di harga 50, kenapa kita tergesa-gesa membeli tiket itu ketika harganya 100? Coba gunakan akal sehat dan rasionalitas Anda sekarang, lebih pilih membeli tiket yang harganya 50 atau 100?

Pasti kita ingin beli dengan harga semurah mungkin agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal bukan?

COURAGE doesn’t imply the absence of FEAR, but there is judgment, a VALUE way beyond that.”

3. patience

Fase yang terakhir merupakan fase paling sulit dalam perjalanan investasi. Dalam perjalanan investasi, kita akan dites oleh kondisi-kondisi yang mungkin tidak bisa kita kontrol, misalnya ketika harga saham yang kita miliki jatuh. Saat itu, conviction kita pada investasi akan dites, mental dan fisik kita akan diuji.

Ada investor yang mungkin menjadi stres, ada yang akhirnya menyerah keluar dari kapalnya. Saat harga saham turun, kita pusing dan takut.

Apakah hal tersebut normal?

Jawabannya itu sangat wajar karena kita memiliki emosi. Namun bila ingin berhasil di fase terakhir ini, kita harus tetap rasional. Jangan terlalu terlena di emosi terus menerus. 
 

Gambar 3: Memastikan keadaan kapal dengan menyeluruh.

Yang seharusnya kita pastikan adalah: Apakah kapal kita akan tetap dalam kondisi baik walaupun terkena bencana dan gelombang? Apakah bencana itu memang benar menimpa kapal kita? Apakah kapal ini bisa mencapai tujuan kita?

Bila kapal kita tetap kuat dan tidak terdampak, kenapa kita harus menjualnya? Enjoy the journey, dengan demikian baru dapat dikatakan kita seorang investor yang bijaksana.

PATIENCE is the ability to delay the EMOTION & stay RATIONAL.”

Lewat perjalanan itulah saya mendapat kebijaksanaan dalam berinvestasi. Ini membuat kita bisa menikmati our investment odyssey dengan penuh makna.

Bon Voyage!

Comments (0)
Write a comment

No comment yet

Recommended

Read