“Everyone can be an Investor ?”
Pasti kita sering mendengar ujaran seperti di atas.
Siapa sih yang tidak mau kebebasan finansial dengan diri yang bisa melakukan apa saja tanpa khawatir soal uang? Pada artikel pertama ini, saya ingin cerita sedikit tentang pengalaman pribadi saya dalam berinvestasi saham dan bagaimana saya berhasil memperoleh keuntungan dari analisa mandiri.
Saya pertama kali mengenal saham pada tahun 2019. Saat itu saya masih kuliah di luar negeri dan saya menemukan video tentang salah satu investor yang sukses di Indonesia.
Dia menceritakan perjalanan hidupnya yang awalnya bekerja sebagai pegawai bank selama puluhan tahun, hingga akhirnya menjadi triliuner berkat investasi di bursa saham. Ceritanya itu membuat saya sangat terinspirasi. Saya jadi ingin belajar bagaimana caranya bisa mendapatkan keuntungan besar dari saham.
Saya langsung cerita ke orang tua saya tentang hal ini. Sayangnya, mereka kurang mendukung.
"Sudahlah, jangan aneh-aneh. Itu judi. Lebih baik usaha saja," kata mereka karena banyak mendengar cerita buruk dari teman-teman dekat yang gagal di saham.
Meskipun orang tua ragu, rasa penasaran saya tidak hilang. Saya malah terus berpikir, "Kenapa orang-orang terdekat saya menyarankan untuk menjauhi saham, padahal banyak orang yang sukses melalui berinvestasi di saham."
Setelah belajar lebih lanjut, saya mulai paham bahwa kedua pandangan itu ada benarnya, tergantung bagaimana kita melihatnya. Banyak orang membeli saham tanpa tahu apa yang mereka beli. Jadi, tidak heran kalau mereka rugi dan menganggapnya sebagai judi.
Padahal, saham itu adalah kepemilikan bisnis. Kita harus paham betul apa yang kita beli dengan cara mempelajari bisnisnya. Sama halnya jika kita mengendarai mobil. Tanpa belajar dulu, ya akhirnya kita bisa menabrak. Lalu, apakah itu salah mobilnya? Tentu tidak.
Mulai serius mendalami saham
Saya mulai serius berinvestasi saham di tahun 2020, sambil mencoba beberapa usaha, mulai dari jualan online, membangun media, hingga berdagang plastik. Namun, banyak usaha yang gagal karena minimnya pengalaman; kecuali berdagang plastik yang terus bertahan hingga saat ini.
Keuntungan dari berdagang plastik itulah yang kemudian saya putar kembali ke saham. Meski demikian, saya masih kesulitan menganalisa perusahaan karena tidak memiliki latar belakang keuangan atau akuntansi.
Untungnya pada tahun 2021, seorang teman dekat merekomendasikan THINK, sebuah platform edukasi dan komunitas value investing. THINK benar-benar mengubah pandangan saya tentang investasi saham. Di sana, saya belajar langsung dari praktisi yang sudah berpengalaman, termasuk dari salah satu pendiri THINK: John Wen (yang juga memiliki latar belakang serupa dengan saya).
THINK tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga strategi yang bisa langsung diterapkan. Sejak bergabung dengan THINK, saya sangat terbantu untuk memahami konsep-konsep bisnis dan investasi dengan lebih mendalam, sampai bisa menentukan valuasi dari perusahaan. Ini semua membuat saya mampu menjadi investor yang lebih mandiri.
Berani tampil dalam M2M THINK dan ditawari menjadi analis
Pada tahun 2022, saya memutuskan untuk langsung menerapkan framework THINK Case untuk menganalisa suatu perusahaan. Sesuai saran dari THINK, saya memilih untuk menganalisa PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) karena sudah memiliki latar belakang dalam industri perusahaan tersebut.
Sebelumnya, saya tidak pernah menganalisa perusahaan sedalam ini. Analisis itu saya bagikan melalui acara Member 2 Member (M2M) yang diadakan oleh THINK. M2M merupakan sebuah acara eksklusif untuk berbagi informasi antar-anggota komunitas, dengan proses analisis bisnis dibantu oleh tim THINK.
Dari M2M PBID ini, saya tidak menyangka kemudian mendapatkan tawaran menjadi analis di THINK. Tanpa ragu, saya tentu langsung setuju karena kesempatan untuk belajar dari investor senior seperti ini sangat langka. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini selagi masih ada.
THINK membantu perjalanan investasi saya menjadi lebih cepat
Bergabung sebagai analis di THINK sangat membantu perkembangan saya sebagai investor. Di sana, kami sering berdiskusi mengenai pengalaman, wisdom, investment, teknis dan masih banyak topik lainnya bersama tim dan juga member di dalam komunitas.
Hal inilah yang sangat membantu perjalanan investasi saya menjadi lebih cepat. Dengan menggunakan kerangka kerja yang tepat, keyakinan saya dalam melakukan analisa dan berinvestasi pun semakin kuat. Salah satu contohnya adalah ketika saya menganalisis PT Total Bangun Persada (TOTL) yang kemudian dituangkan menjadi THINK Case.
Saya menemukan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan kontraktor swasta yang terbaik di sektornya dan dikelola oleh manajemen yang jujur. Menariknya, perusahaan tersebut dihargai dengan valuasi yang sangat murah dan masih menawarkan margin of safety sekitar 50%. Akhirnya saya memutuskan untuk berinvestasi di TOTL pada pertengahan 2023 lalu.
Menjelang akhir tahun 2023, saya juga melihat harga plastik mulai naik signifikan. Berdasarkan pengetahuan dan arsip yang saya bangun dari M2M PBID pada 2022 lalu, saya bisa dengan cepat menemukan ide investasi yang kuat di PBID, yaitu perusahaan yang menjadi pemimpin pasar kantong plastik kemasan. Ide ini kemudian saya tuangkan dalam THINK Dex.
Tak hanya di TOTL & PBID, masih banyak keuntungan investasi lainnya yang saya dapatkan selama saya bergabung di THINK. Ada PT ABM Investama Tbk (ABMM), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR), dan masih banyak lagi. Hal inilah yang semakin menguatkan keyakinan saya dalam berinvestasi di pasar modal. Sampai saat ini, portofolio saya cukup baik dan saya yakin akan semakin membaik di masa depan.
Pesan yang ingin saya sampaikan yaitu: kunci sukses dalam investasi saham adalah memahami instrumen tersebut dengan baik. Sebelum terjun ke pasar saham, penting untuk berinvestasi pada diri sendiri terlebih dahulu, dengan belajar dan menambah wawasan.
Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Semoga dapat menginspirasi Anda untuk lebih mendalami investasi saham.
Selamat berinvestasi!