Insights & Articles

BMRI: Steroid Performance?

id Investment January 31, 2025
At a Glance

Beberapa tahun terakhir, kredit dan DPK BMRI tumbuh double digit, lebih tinggi dibanding bank-bank lainnya.

CASA BMRI sangat tinggi, sehingga dapat menekan COF. Rendahnya COF memberi BMRI competitive advantage karena merupakan low-cost producer.

NPL dan credit cost BMRI sangat rendah. Pencadangan yang terlalu agresif ini berpotensi menjadi masalah di kemudian hari.

Belakangan ini, BBRI (Bank Rakyat Indonesia) menjadi saham yang cukup ramai dibahas. Penurunan harga yang besar membuat BBRI kini diperdagangkan dengan P/E sekitar 10 dan PBV sekitar 2. Nyatanya, ada saham bank besar lain yang belakangan ini memiliki nasib serupa BBRI, yakni BMRI (Bank Mandiri).

Harga saham BMRI telah turun hampir 30% dari puncaknya, dengan rasio P/E dan PBV yang mirip dengan BBRI. Pembedanya adalah kualitas aset BMRI yang lebih baik dari BBRI, sehingga credit cost-nya pun lebih rendah. 

Sekarang, apa saja yang investor perlu ketahui sebelum membeli saham tersebut? Dengan P/E dan PBV yang mirip-mirip, mana yang lebih menarik?

Mari kita bahas!

Strong loan and deposit growth

Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan BMRI, baik dari segi kredit maupun Dana Pihak Ketiga (DPK), termasuk sangat baik dan lebih tinggi dari rata-rata industri.

Grafik 1: Loan Growth/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.
Tabel 1: Loan 8Y CAGR.
Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Jumlah kredit BMRI selalu konsisten bertumbuh secara double digit (dengan pengecualian tahun 2020), sebuah hal yang sangat sulit untuk ditiru. Sejak 2016, pertumbuhan kredit BMRI mencapai CAGR 12,3%. Figur ini lebih unggul dari bank-bank besar lainnya.

Pertumbuhan kredit yang kencang ini diiringi dengan pertumbuhan deposit yang juga relatif lebih tinggi dari industri.

Grafik 2: Deposit Growth/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.
Tabel 2: Deposit 8Y CAGR.
Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

DPK BMRI juga telah bertumbuh dengan CAGR 10,7%, termasuk sebuah pertumbuhan yang lebih tinggi dari bank-bank lainnya.

Pertumbuhan DPK yang tinggi ini didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan, atau yang juga dikenal sebagai Current Account, Savings Account (CASA). Industri perbankan mengenal giro dan tabungan dengan sering disebut sebagai dana murah karena merupakan sumber dana berbunga rendah. 

Tabel 3: Deposit BMRI/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Umumnya, bank akan berlomba-lomba untuk mendapatkan dana murah ini. Hal ini dapat dilihat dari besarnya CASA Ratio bank tersebut. Semakin tinggi CASA Ratio, semakin besar porsi DPK yang didapat dari dana murah.

CASA Ratio BMRI tercatat meningkat cukup signifikan dari 67% pada 2018 menjadi 78% pada September 2024 ini. Angka 78% ini menjadikan BMRI sebagai bank dengan CASA Ratio tertinggi, hanya di belakang BBCA (82%).

BMRI: Low-cost producer

CASA Ratio yang tinggi menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi bank karena membuatnya menjadi low-cost producer.

“When you’re in a commodity business, the only way to thrive is to be a low-cost producer. And when you’re selling money, you’re in a commodity business.” – Duff McDonald –

Quote tersebut menggambarkan pentingnya status low-cost producer bagi sebuah bank. Pinjaman dari BMRI akan sama persis dengan pinjaman dari bank lainnya. Begitu pula dengan giro, tabungan, dan deposito BMRI yang sama persis dengan produk serupa dari bank lain. Dalam industri perbankan sendiri, tidak ada product differentiation.

Karakteristik ini mirip dengan perusahaan-perusahaan komoditas, seperti batu bara dan minyak kelapa sawit. Sebagai contoh, batu bara yang diekspor oleh ITMG dan ADRO ke pasar Asia Timur tidak memiliki perbedaan mendasar dalam hal kualitas, sehingga harga keduanya sangat dipengaruhi oleh indeks harga batu bara global.

Oleh karena itu, status low-cost producer sangat penting bagi perusahaan komoditas. Dengan harga jual yang sama, perusahaan dengan cash cost yang lebih rendah mampu menghasilkan margin yang lebih lebar. Bahkan dengan kondisi harga jual yang rendah pun, perusahaan low-cost producer masih mampu menghasilkan profit.

Dalam konteks perbankan, bank low-cost producer adalah bank yang memiliki Cost of Fund (COF) yang rendah. COF yang rendah membuat bank mampu menyeleksi debitur-debitur berkualitas dan memberi mereka bunga yang rendah, tanpa perlu mengorbankan Net Interest  Margin (NIM).

Kemampuan untuk menyeleksi debitur berkualitas ini sangat penting karena akan berdampak terhadap Non-Performing Loan (NPL) dan credit cost bank di kemudian hari.

Didukung CASA yang tinggi, COF BMRI hanya sebesar 1,2% dan 1,8% pada tahun 2022 dan 2023 berturut-turut. Angka ini adalah yang terendah, hanya di belakang BBCA dengan 0,8% dan 1,1% pada periode yang sama.

Sebagai bank dengan COF terendah kedua di seluruh Indonesia, BMRI bisa dikatakan sebagai low-cost producer dan memiliki keunggulan dibanding bank-bank lain.

Suspiciously low NPL

Dalam industri perbankan, risiko kredit macet akan selalu ada. Bank terbaik dan paling konservatif pun akan kesulitan untuk memastikan seluruh kreditnya dibayar tepat waktu oleh debitur. Kredit yang pembayarannya telat ini disebut Non-Performing Loan (NPL). 

NPL BMRI menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan, turun dari 7,6% pada 2020 menjadi 4,5% pada 9M 2024. Kini, NPL BMRI sudah lebih rendah dari BBCA (4,6%), bank yang terkenal sangat konservatif.

Grafik 3: NPL/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Selain NPL yang turun, loan at risk (LAR) BMRI juga mengalami penurunan yang cukup besar, didorong oleh penurunan kredit restrukturisasi. LAR BMRI telah turun dari 21,3% pada 2020 menjadi 7,5% pada September ini. Figur LAR sebesar 7,5% ini bahkan sudah lebih rendah dari LAR pre-COVID (9,8%).

Grafik 4: LAR BMRI/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Penurunan NPL BMRI ini lebih didorong oleh perbaikan kinerja di segmen komersial. Meskipun demikian, NPL BMRI yang sudah setara dengan BBCA merupakan hal yang cukup mencurigakan.

Sebelum langsung membeli BMRI, Anda sebaiknya lebih skeptis dan jangan terlalu cepat menarik kesimpulan dari laporan keuangan bank yang notabene bisa understate dan dibuat-buat.

Pencadangan terlalu agresif

Akibat adanya NPL, sebuah bank harus mencatatkan beban pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Beban ini adalah pencatatan kerugian atas terjadinya kredit macet. Mencatat beban CKPN artinya bank mengakui NPL sebagai kerugian.

Bank dengan pencadangan agresif adalah bank yang beban CKPN-nya rendah, meskipun NPL tinggi. Sebaliknya, bank yang konservatif adalah bank yang memiliki pencadangan yang besar, meskipun NPL rendah.

Dalam kondisi normal, BMRI mencatat sekitar Rp2 - 3 triliun sebagai pencadangan. Namun, ada beberapa kuartal, khususnya pada Q3 2023, Q4 2023, dan Q3 2024 yang mencatatkan pencadangan BMRI sangat rendah.

Saat beban CKPN BBRI mengalami peningkatan, beban CKPN BMRI justru turun.

Grafik 5: BBRI dan BMRI CKPN Gross/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Tahun 2023 dan 2024 ini, pencadangan neto BMRI menjadi sangat kecil, mendekati angka 0%. Artinya, sebenarnya pencadangan BMRI di tahun 2023 dan 2024 terbilang terlalu agresif.

Grafik 6: BBRI dan BMRI CKPN Gross/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Penurunan net allowance ini juga terlihat pada neraca bank. Akumulasi CKPN BMRI menurun dari Rp69 triliun pada 2021 menjadi hanya Rp50 triliun pada 9M 2024, di saat akumulasi CKPN bank-bank lain relatif stabil.

Dibanding bank-bank lainnya, penurunan akumulasi CKPN BMRI ini menjadi yang terbesar.

Grafik 7: Accumulated CKPN/Sumber: Laporan Keuangan, olahan tim THINK.

Pencadangan BBRI terbilang agresif pada 2022 dan 2023. Tahun 2024 ini, credit cost BBRI mengalami peningkatan cukup signifikan. Namun, hal ini berhasil membuat pencadangan BBRI kembali ke level normal sesuai kualitas kredit mereka.

Sisi lain, pencadangan BMRI sangat agresif pada 2023 dan 2024 ini. Pencadangan pada level yang sangat rendah ini sudah tidak sustainable dan akan sulit untuk turun lagi.

 

Artinya, tidak menutup kemungkinan pencadangan BMRI kembali naik menjadi 1 - 1,5% dari kredit bruto di kemudian hari. Apabila itu terjadi, akankah pertumbuhan BMRI terhambat?

*Tulisan dalam artikel ini disajikan hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan kesimpulan atau rekomendasi saran investasi apa pun.

Comments (1)
View All
February 08, 2025
Hartadi

Hi Think, saya masih bingung dengan steroid BMRI di 2024. Bisa dilihat dimana atau di point out angkanya? Thankyou

Reply

Recommended

Read