Menurut saya, salah satu kesalahan terbesar yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang ialah Wishful Thinking. Sebuah ilusi dalam diri ketika kita menginginkan sesuatu untuk menjadi benar, walaupun sebenarnya itu tidak mungkin terjadi. Kita mengabaikan kenyataan pahit demi menipu diri kita dengan kemanisan palsu.
Ilusi ini merupakan perangkap yang sangat sulit dihindari dan saya pun terkadang pun terlena akan ilusi ini. Saya berikan contoh yang relevan dalam konteks sebagai pengusaha dan investor:
1. Memiliki keyakinan kepada manajemen untuk membagikan dividen jumbo karena cadangan cash senilai kapitalisasi pasarnya. Padahal, pengharapan pembagian dividen ini kemauan investor atau manajemen? Apakah manajemen sudah melihat kapitalisasi pasar?
2. Memiliki keyakinan harga saham akan naik karena pemilik perusahaan hendak menaikkan harga sahamnya terlebih dahulu sebelum memasukannya ke dalam indeks. Pengharapan akan harga naik ini sebenarnya karena investor atau memang keluar dari ucapan pemilik?
3. Pengusaha memiliki bisnis minuman dan berhasil di daerahnya. Dia kemudian ingin membuka franchise dengan keyakinan pasti akan bisa berhasil di daerah lain, seperti di keberhasilan di daerah asalnya. Pertanyaannya, keyakinan ini berdasarkan data dari daerah mana? Apakah kesuksesan di daerah satu akan sama di daerah lain?
4. Seseorang memiliki keyakinan bahwa hidupnya akan berkelimpahan walau tidak bekerja karena sering berdonasi. Dalam harapan, dengan berbuat baik pasti akan ada seseorang yang membalas kebaikan kita. Apakah korelasi semakin banyak donasi semakin banyak rezeki ini benar ?
Masih banyak contoh selain aspek keuangan di atas karena wishful thinking ini memang bisa muncul ke seluruh aspek kehidupan. Kesalahan cara berpikir ini akan membawakan dampak buruk ke dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kesalahan pengambilan keputusan, ekspektasi yang salah, dan menjadi orang yang “bebal”.
Bagaimana menghindari/mengatasi wishful thinking?
Menurut saya ada 3 sikap yang diperlukan:
1. Cultivate self-awareness
Menyadari bahwa manusia memiliki tendesi seperti ini, kita harus mawas diri. Memiliki pengharapan dan keyakinan boleh tapi diimbangi dengan akal sehat dan rasionalitas.
2. Have an open mind; you can be wrong
Pemikiran kita tidaklah selalu benar. Memiliki pemikiran terbuka, bertukar pikiran dengan orang lain dapat membantu kita untuk meminimalisir bias-bias yang masuk ke dasar pemikiran kita.
3. Focus on to be less wrong
Kita tidak bisa memiliki pemikiran yang perfect. Tesis yang kita bangun pun bisa saja salah. Untuk memitigasi risiko ini, kita dapat berpikir secara inverse, yakni memikirkan kesalahan apa yang mungkin terjadi dari tesis tersebut dan fokus untuk meminimalisir kesalahan tersebut.
Dengan menerapkan ketiga sikap tersebut, kita dapat memitigasi efek dari wishful thinking. Kita pun bisa berpikir secara rasional, jernih, tanpa ilusi.