Insights & Articles

Three Dimensions of Decision Making

id Wisdom October 22, 2024
At a Glance

Bagi saya pengambilan keputusan dalam hidup akan menjadi “our trajectory of life”.  Kata lainnya, hidup kita sekarang merupakan akumulasi keputusan yang telah kita lakukan.

Dimension 1: Skill and Luck
Keberhasilan keputusan tidak 100% berasal dari kemampuan. Selalu ingat adanya faktor keberuntungan; baik dalam bisnis, diri sendiri, dan kehidupan.

Dimension 2: Knowns and Unknowns
Menyadari apa yang bisa Anda ketahui dan apa yang tidak bisa Anda ketahui adalah dua unsur penting dalam membuat keputusan yang rasional.

Dimension 3: Importance and Unimportance
Dalam pengambilan keputusan, kita harus bisa membedakan mana hal yang penting dan tidak penting. Jangan sampai kita mempertimbangkan hal yang tidak penting, namun melupakan hal yang terpenting.

Hidup sejatinya bukan perihal pasrah dan menerima keadaan saja. Setiap waktu, ada keputusan-keputusan yang harus kita ambil untuk memastikan hidup tetap berjalan. Bahkan dari bangun tidur saja, kita sudah dihadapkan dengan setidaknya dua pilihan yang harus diputuskan: beranjak dari kasur dan mulai beraktivitas atau kembali tidur saja.

Dalam tulisan kali ini, saya ingin menjelaskan kepada Anda mengenai perspektif dalam pengambilan keputusan. Perspektif ini biasa saya gunakan dalam pengambilan keputusan, baik itu untuk keperluan bisnis maupun investasi.

Mungkin saat ini Anda akan bertanya mengapa saya ingin menulis artikel atau panduan sesuatu yang simpel dan mudah, seperti pengembalian keputusan. Pertanyaan ini memang mudah… namun sebenarnya membutuhkan penjelasan yang cukup panjang untuk menjawabnya.

Bagi saya, pengambilan keputusan dalam hidup akan menjadi “our trajectory of life”.  Kata lainnya, hidup kita sekarang merupakan akumulasi keputusan yang telah kita lakukan di waktu-waktu sebelumnya. Dengan terbiasa menumbuhkan kemampuan pengambilan keputusan dengan baik; kita dapat mencapai target dan mimpi, menentukan relasi dalam hidup, dan memiliki kehidupan yang kita inginkan. 

Hal ini sama halnya dengan compounding interest dalam meningkatkan harta kita. Akumulasi keputusan investasi yang benar dan tepat akan meningkatkan harta kita secara eksponensial. Kondisi ini dapat tercapai apabila kita mengambil keputusan yang rasional, satu demi satu.

Bagi saya, rasionalitas itu tidak mungkin sempurna. Akan tetapi, keputusan rasional itu memberikan benefit lebih dan landasan yang kuat. Untuk dapat mencapai keputusan rasional, manusia dinilai dari dasar pemikiran yang melihat pada tiga dimensi. Berikut saya jabarkan tiga dimensi keputusan tersebut, yakni:

Dimensi 1: Skill and Luck
“Luck is what you’re dealt; fate is how you play your cards.”

Apakah ada faktor keberuntungan dalam keberhasilan keputusan kita? Jawabannya ialah “iya”. Ibaratnya, ada beberapa orang yang terlahir dengan kartu pair of aces dan ada orang lain yang hanya memegang random number

Akan tetapi, masih banyak yang melihat keberhasilan atau kegagalan seseorang berdasarkan keterampilannya semata. Padahal, sebenarnya tetap ada faktor luck yang turut berperan. 

Contoh: ada dua investor, sebut saja si A dan si B. Keduanya membeli saham yang sama, di harga yang sama. Meski begitu, hanya si A yang menganalisis bisnis saham tersebut. 

Singkat cerita, harga sahamnya suatu hari meningkat. Si B merasa dirinya memiliki kemampuan berinvestasi yang hebat, padahal sebenarnya keberuntungannyalah yang berperan. Sementara itu, si A merasa dirinya beruntung karena saham yang dia punya lebih cepat dihargai oleh pasar.

The key to success is playing the hand you were dealt like it was the hand you wanted.


Poker and luck
Sumber:
226poker.com

Keputusan rasional harus didasari dengan melihat keterbatasan dalam kemampuan kita. Dengan mengetahui kelemahan kartu yang kita pegang, jelas kita akan mengambil keputusan yang lebih bijaksana, bukan seperti orang lain yang mengambil keputusan tanpa berpikir. 

Lalu, ada saat keberuntungan tidak menghampiri diri meski kita sudah mengerahkan kemampuan dan keterampilan yang ada. Saya berikan contoh kasus Dexter Shoes yang dibeli oleh Berkshire Hathaway pada tahun 1993. Pada masanya, Dexter Shoes memiliki nama besar dan pangsa pasar yang baik. Namun, seiring dengan masuknya impor, sepatu Dexter Shoes semakin kehilangan keunggulannya.

"What I had assessed as durable competitive advantage vanished within a few years." 

"By using Berkshire stock, I compounded this error hugely. That move made the cost to Berkshire shareholders, not $400 million but rather $3.5 billion. In essence, I gave away 1.6 percent of a wonderful business -- one now valued at $220 billion -- to buy a worthless business." 


- Warren Buffet -


Dalam kasus ini, Warren Buffet tidak menyangka keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Dexter Shoes dengan mudah dikalahkan oleh sepatu impor. Lalu, kesalahan keduanya adalah dia menukarkan 1,6% saham perusahaannya karena keyakinan tersebut. 

Dari situ, hal yang dapat kita jadikan pembelajaran ialah keberhasilan tidak 100% berasal dari kemampuan, selalu ingat adanya faktor keberuntungan; baik dalam bisnis, diri sendiri dan kehidupan.

Dimensi 2: Knowns and Unknowns
Menyadari dan mengakui apa yang bisa Anda ketahui dan apa yang tidak bisa Anda ketahui adalah dua unsur penting dalam membuat keputusan yang rasional. Investor terbaik tidak pernah merasa mengetahui semua hal sepenuhnya. 

Ini mungkin terdengar aneh, namun pengambil keputusan yang baik itu menerima bahwa dunia memang penuh ketidakpastian dan tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, kita perlu mencoba berpikir secara probabilistically. Kita fokuskan untuk memahami seberapa ketidakpastian dalam keputusan yang akan kita buat.

“All I want to know is where I’m going to die, so I’ll never go there.” 

- Charlie Munger


Ketika seseorang tidak mengetahui kemungkinan kondisi di masa depan, bagi saya itu merupakan ketidaktahuan. Sebagai contoh, kita mencoba menebak nilai tukar rupiah terhadap dolar. Tentu ada banyak faktor yang dapat memengaruhi naik turunnya nilai kurs tersebut; seperti kondisi ekonomi indonesia, arus devisa negara, kondisi geopolitik, suku bunga, dan masih ada lagi yang lainnya. 

Dari hal-hal tersebut, sudah pasti banyak sekali hal yang tidak bisa kita prediksi.

Sumber: twinkl.co.id

Sayangnya, ada banyak orang yang gagal saat memetakan mana yang sebenarnya dia ketahui dengan yang tidak dia ketahui. Dia jadi tidak benar-benar mengetahui bahwa hal yang dia lakukan hanya sebatas luarnya. Di sinilah titik paling berbahaya dalam sebuah proses pengambilan keputusan.

Keputusan terbaik yang bisa kita lakukan adalah fokus pada kompetensi yang dimiliki dan memiliki sikap disiplin untuk menghindari apa yang tidak benar-benar diketahui.

Dimensi 3: Importance and Unimportance

Dalam pengambilan keputusan, kita harus bisa membedakan mana hal yang penting dan tidak penting. Jangan sampai kita mempertimbangkan hal yang tidak penting, namun melupakan hal terpenting. 

Saya berikan contoh saat berinvestasi pada sebuah bisnis. Banyak orang yang fokus menganalisis hal yang di luar bisnis itu sendiri. Hal yang dianalisis malahan pergerakan harga harian, sekuritas mana yang sedang membeli/menjual, bisnis ini akan dimasukkan indeks mana, menelaah berita-berita tanpa melihat korelasinya, dan lainnya.

Mengapa banyak orang yang terdistraksi pada hal yang tidak penting ini? Jawabannya karena manusia memiliki sifat yang melekat pada dirinya. Untuk penjelasan apa saja sifat tersebut akan saya bahas di artikel selanjutnya. 


What traders see
Sumber: [email protected]


When you only focus on unimportant things, you lose sight of the important things.”

Bagaimana cara untuk mengetahui hal yang penting dalam pengambilan keputusan? Anda harus bertanya kepada diri sendiri mengenai apa tujuan dari keputusan Anda. Saya berikan contoh tentang tujuan keputusan investasi saya sendiri, yakni untuk keamanan modal dan dapat memberikan hasil yang cukup. Selama informasi yang saya temui tidak bisa memberikan kepastian untuk kedua hal tersebut, jelas saja akan saya abaikan.

Jadi, hal yang harusnya dilakukan dalam investasi adalah fokus pada yang penting, terutama pada bisnis; seperti siapa pemilik bisnis ini, bagaimana cara menghasilkan produk/jasa, bagaimana performa selama 5 tahun sebelumnya, apakah perusahaan bisa berkompetisi di pasar, dan seterusnya. Kerangka bertanya ini akan menjawab keamanan modal saya dan memberikan informasi tentang potensi keuntungan yang saya akan dapatkan. 

Biasakan untuk melakukan refleksi diri tentang keputusan yang akan Anda ambil. Jangan sampai Anda mengambil keputusan karena hanya mengikuti orang lain, hanya mengunakan perasaan, hanya demi mendapatkan pengakuan, apalagi demi gengsi. 

Dengan mengetahui apa yang penting untuk mencapai tujuan keputusan Anda, saya yakin Anda akan meminimalkan risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.

“The groundwork is now laid out. Time to dig deeper.”

Comments (0)
Write a comment

No comment yet

Recommended

Read